Tentunya hampir semua sudah mengetahui tentang istilah pesantren. Pesantren ialah sebuah pendidikan tradisional yang siswanya tinggal bersama-sama disebuah pondok atau asrama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan Ustad/ustadz atau Kiai. Sedangkan istilah santri sendiri ialah sebuah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama islam di Pesantren .
Setelah mengetahui tentang istilah pondok pesantren dan santri, terus apa yang disebut Tahfidz Al-Qur’an? Bila belum mengetahui apa itu tahfidz, kita bahas sama-sama. Tahfidz yaitu artinya mengahafal, istilah tersebut berasal dari bahasa Arab hafidzaa – yahfadzu – hifdzan yakni lawan kata dari lupa. Menurut Al-Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Al-Hafidz tahfidz ialah proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tahfidz Al-Qur’an adalah sebuah proses mengafal dan mengulang ayat-ayat Al-Qur’an baik dengan mendengar ataupun mendengar. Tentunya tidak sedikit dari kalian yang ingin menjadi seorang hafidz Al-Qur’an, sebab seorang hafidz Al-Qur’an mempunyai keistimewaan yakni salah satunya nanti di akhirat seorang pengahafal Al-Qur’an akan memasangkan mahkota untuk orang tuannya disurga, selain itu masih banyak keistimewaan lainnya.
Sebagaimana dalam Hadist Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
وَإِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ فَيَقُولُ لَهُ هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فَيَقُولُ مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ لَهُ هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فَيَقُولُ مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ : أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ . فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ : بِمَ كُسِينَا هَذِهِ ؟ فَيُقَالُ بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ
Artinya:
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an akan menjumpai pemiliknya pada hari kiamat pada saat kuburannya terbelah sebagaimana lelaki yang kurus dan pucat ia mengatakan kepadanya apakah engkau mengenalku? Lalu dia menjawab aku tidak mengenalmu, ia bertanya kembali apakah engkau mengenalku? Ia menjawab aku tidak mengenalmu, lalu ia berkata: “Aku adalah sahabatmu Al-Qur’an yang telah menghilangkan dahagamu pada saat siang hari yang sangat terik, yang telah membuatmu begadang di malam hari, dan setiap pedagang akan berada di belakang perniagaannya dan engkau sekarang pada hari ini di belakang semua perniagaan. Lalu diberikanlah kerajaan di tangan kanannya dan keabadian di tangan kirinya, dan disematkan di atas kepalanya mahkota yang megah, dan dipakaikan bagi kedua orangtuanya pakaian yang sama sekali tidak pernah dikenakan oleh penduduk dunia, lalu keduanya berkata: Mengapa kami diberikan pakaian semacam ini? maka dikatakan kepada keduanya: semua ini karena anak kalian menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabatnya saat di dunia.” [Silsilah Ash-Shahihah 2829]
Tidak sedikit orang tua yang ingin seorang anak menjadi seorang hafidz Al-Qur’an. Sebab penghafal Al-Qur’an ini mempunyai keunggulan khusus yang dibanding yang lain disisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi perlu diperhatikan juga menghafal Al-Qur’an tidak semudah memabalikan telapak tangan, perlu ketekunan, keistikomahan dan lain sebagainya dan yang paling penting yaitu tujuan menghafal Al-Qur’an itu supaya menambah ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.